Senin, 28 Mei 2012

Bagaimana mengembalikan partisi harddisk yang hilang?

Pagi tadi saya benar-benar bingung sampai berkeringat dingin tidak keruan. Bagaimana tidak, drive D:\ dan E:\ di netbook AOD250 saya tidak muncul! Haduh…! Padahal disitulah semua berkas kerja saya. Beberapa draft postingan blog, foto-foto koleksi pribadi, dan terutama file-file utama penunjang pekerjaan off-line saya. Hmm….Baring teeth smile
Bagaimana ceritanya sampai dua partisi hilang? Ceritanya begini, tadi malam saya menginstall Tune Up Utilities 2011. Lalu melakukan beberapa tweaking untuk mengoptimasi Window 7 di AOD250 ini. Belum muncul masalah apa-apa. Kemudian saya bersih-bersih. Beberapa file besar-besar yang berupa foto, mp3, dan film saya hapus, kan AOD250 cuman 160GB harddisknya. Nah, seperti biasa, setelah bersih-bersih saya coba mendefrag harddisknya. Karena sudah malam dan saya ngantuk, yang saya defrag cuman drive C:\ saja, drive D:\ dan E:\ saya biarkan, toh cuman data biasa yang tidak terlalu signifikan mempengaruhi system. Besok masih bisa, begitu pikir saya.
Kemudian tadi pagi di tempat kerja, begitu saya buka My Computer, blarrrr! cuman drive C:\ yang dikenali.
Kalau yang hilang itu file atau folder, bisa dengan mudah mengembalikannya dengan Get Data Back. Lah, kalau partisi yang hilang bagaimana, pakai apa mengembalikannya?
Ternyata ada tool kecil nan sakti untuk mengembalikan partisi harddisk yang hilang. Namanya Mini Tool Partition Recovery.
Kalau anda mengalami kejadian kehilangan partisi harddisk seperti saya, coba saja aplikasi penyelamat partisi ini untuk mengembalikan partisi harddisk anda. Kecil dan gratis kog. Download Mini Tool Partition Recovery

Selasa, 15 Mei 2012

Minggu, 13 Mei 2012

Memulai Kebajikan Walaupun Kecil


Ketika fajar menyingsing, seorang lelaki tua berjalan-jalan di pinggir pantai sambil menikmati angin laut yang segar menerpa bibir pantai. Di kejauhan dilihatnya seorang anak sedang memungut bintang laut dan melemparkannya kembali ke dalam air.

Setelah mendekati anak itu, lelaki tua itu bertanya heran, “Mengapa engkau mengumpulkan dan melemparkan kembali bintang laut itu ke dalam air?” “Karena bila dibiarkan hingga matahari pagi datang menyengat, bintang laut yang terdampar itu akan segera mati kekeringan, “Jawab si kecil itu.

“Tapi pantai ini luas dan bermil-mil panjangnya,” Kata lelaki tua itu sambil menunjukkan jarinya yang mulai keriput ke arah pantai pasir yang luas itu. “Lagi pula ada jutaan bintang laut yang terdampar. Aku ragu apakah usahamu itu sungguh mempunyai arti yang besar,” Lanjutnya penuh ragu.

Anak itu lama memandang bintang laut yang ada di tangannya tanpa berkata sepatahpun. Lalu dengan perlahan ia melemparkannya ke dalam laut agar selamat dan hidup.” kemudian dengan tersenyum pada lelaki tua itu, ia berkata “Aku membuat perubahan untuk satu hal. Satu Tindakan Sebuah kebaikan yang sederhana dapat membuat sebuah perubahan untuk keluargamu, temanmu, bahkan untuk wajah wajah asing yang kadang tidak kita kenal”. Saya yakin usahaku sungguh memiliki arti yang besar sekurang-kurangnya bagi yang satu ini.” Kata si kecil itu.

Pesan Moral : kadang kadang, kita selalu merasa tidak bisa berbuat apa apa seperti layaknya anak kecil itu, namun walaupun itu cuma tindakan kebaikan sederhana, tapi membuat begitu banyak perbedaan untuk Bintang laut itu sendiri

Ketika anda memberikan sedikit senyuman untuk orang lain, baik itu keluarga anda, teman anda ataupun orang asing yang anda temui, anda telah membuat perbedaan besar bagi mereka.

Tindakan kecil yang sederhana dapat membuat perbedaan besar kepada seseorang yang sedang membutuhkan. Menyelamatkan Bintang laut adalah sedikit aksi yang membuktikan kebenaran itu

Kita sering mendambakan untuk melakukan sesuatu yang besar, namun sering kali kita lupa bahwa yang besar itu sering dimulai dengan sesuatu yang kecil. Mulailah berbuat kebajikan pada hal-hal kecil, maka engkau akan diberkati dalam hal-hal besar.

Rabu, 09 Mei 2012

MATERI

MATERI KELAS XII
Blogger 1
Blogger 2
Blogger 3

MATERI KELAS XI
Excel
Contoh Laporan Prakerin

MATERI BELAJAR SENDIRI
Membuat Website Menggunakan Dreamweaver 1 Klik Disini
Membuat Website Menggunakan Dreamweaver 2 Klik Disini
Membuat Website Menggunakan Dreamweaver 3 Klik Disini

Senin, 07 Mei 2012

KOMUNITAS

Ia' Komputer mengikuti Beberapa Komunitas, temen - temen yang mau gabung juga silahkan klik aja nama komunitas dibawah ini gan :

Komunitas Android

Komunitas Hecker Jogja

Komunitas Vesta (Scooter)

Komunitas Sains Indonesia

Komunitas teknisi Komputer

Komunitas Blogger Indonesia

-=][ KISAH NYATA MENGHARUKAN #Wajib Membacanya# ][=-

♥ Bismillahirrahmaanirrahiim ♥

Ayah Menggendong Mayat Anaknya Dari RSCM Ke Bogor Karena Tak Mampu Bayar Ambulan !!
...
Terjadi Di Jakarta !!!, Ayah Menggendong Mayat Anaknya Dari RSCM Ke Bogor Karena Tak Mampu Bayar Ambulan !!
Penumpang kereta rel listrik (krl) jurusan Jakarta – Bogor pun geger Minggu (5/6). Sebab, mereka tahu bahwa seorang pemulung bernama Supriono (38 thn) tengah menggendong mayat anak, khaerunisa (3 thn).
Supriono akan memakamkan si kecil di kampung Kramat, Bogor dengan menggunakan jasa krl. Tapi di stasiun tebet, supriono dipaksa turun dari kereta, lantas dibawa ke kantor polisi karena dicurigai si anak adalah korban kejahatan. Tapi di kantor polisi, Supriono mengatakan si anak tewas karena penyakit muntaber. Polisi belum langsung percaya dan memaksa supriono membawa jenazah itu ke RSCM untuk diautopsi.

Di RSCM, Supriono menjelaskan bahwa khaerunisa sudah empat hari terserang muntaber. Dia sudah membawa khaerunisa untuk berobat ke puskesmas kecamatan setiabudi. Saya hanya sekali bawa khaerunisa ke puskesmas, saya tidak punya uang untuk membawanya lagi ke puskesmas, meski biaya hanya rp 4.000,- saya hanya pemulung kardus, gelas dan botol plastik yang penghasilannya hanya rp 10.000,- per hari. Ujar bapak 2 anak yang mengaku tinggal di kolong perlintasan rel ka di cikini itu.
Supriono hanya bisa berharap Khaerunisa sembuh dengan sendirinya. Selama sakit khaerunisa terkadang masih mengikuti ayah dan kakaknya, muriski saleh (6 thn), untuk memulung kardus di manggarai hingga salemba, meski hanya terbaring digerobak ayahnya.

Karena tidak kuasa melawan penyakitnya, akhirnya khaerunisa menghembuskan nafas terakhirnya pada Minggu (5/6) pukul 07.00.
Khaerunisa meninggal di depan sang ayah, dengan terbaring di dalam gerobak yang kotor itu, di sela-sela kardus yang bau. Tak ada siapa-siapa, kecuali sang bapak dan kakaknya. Supriono dan muriski termangu. Uang di saku tinggal rp 6.000,- tak mungkin cukup beli kain kafan untuk membungkus mayat si kecil dengan layak, apalagi sampai harus menyewa ambulans. Khaerunisa masih terbaring di gerobak. Supriono mengajak musriki berjalan menyorong gerobak berisikan mayat itu dari manggarai hingga ke stasiun tebet, supriono berniat menguburkan anaknya di kampong pemulung di kramat, bogor. Ia berharap di sana mendapatkan bantuan dari sesama pemulung.

Pukul 10.00 yang mulai terik, gerobak mayat itu tiba di stasiun tebet.
Yang tersisa hanyalah sarung kucel yang kemudian dipakai membungkus jenazah si kecil. Kepala mayat anak yang dicinta itu dibiarkan terbuka, biar orang tak tahu kalau khaerunisa sudah menghadap sang khalik. Dengan menggandeng si sulung yang berusia 6 thn, Supriono menggendong Khaerunisa menuju stasiun. Ketika krl jurusan bogor datang, tiba-tiba seorang pedagang menghampiri supriono dan menanyakan anaknya. Lalu dijelaskan oleh Supriono bahwa anaknya telah meninggal dan akan dibawa ke Bogor spontan penumpang krl yang mendengar penjelasan supriono langsung berkerumun dan supriono langsung dibawa ke kantor polisi Tebet. Polisi menyuruh agar supriono membawa anaknya ke RSCM dengan menumpang ambulans hitam.

Supriono ngotot meminta agar mayat anaknya bisa segera dimakamkan.
Tapi dia hanya bisa tersandar di tembok ketika menantikan surat permintaan pulang dari RSCM. Sambil memandangi mayat khaerunisa yang terbujur kaku. Hingga saat itu Muriski sang kakak yang belum mengerti kalau adiknya telah meninggal masih terus bermain sambil sesekali memegang tubuh adiknya. Pukul 16.00, akhirnya petugas RSCM mengeluarkan surat tersebut, lagi-lagi karena tidak punya uang untuk menyewa ambulans, Supriono harus berjalan kaki menggendong mayat Khaerunisa dengan kain sarung sambil menggandeng tangan Muriski. Beberapa warga yang iba memberikan uang sekadarnya untuk ongkos perjalanan ke Bogor.

Para pedagang di RSCM juga memberikan air minum kemasan untuk bekal Supriono dan Muriski di perjalanan.

Psikolog Sartono Mukadis menangis mendengar cerita ini dan mengaku benar-benar terpukul dengan peristiwa yang sangat tragis tersebut karena masyarakat dan aparat pemerintah saat ini sudah tidak lagi perduli terhadap sesama. Peristiwa itu adalah dosa masyarakat yang seharusnya kita bertanggung jawab untuk mengurus jenazah khaerunisa. Jangan bilang keluarga supriono tidak memiliki KTP atau KK atau bahkan tempat tinggal dan alamat tetap. Ini merupakan tamparan untuk bangsa Indonesia, ujarnya.

Klik Bagikan agar semua orang tau betapa besarnya cinta seorang "AYAH".
____________________________________________________________
Jika menurut kalian, artikel ini bermanfaat.
SilaHkan di-share untuk teman Anda, sahabat Anda, keluarga Anda, atau bahkan orang yang tidak Anda kenal sekalipun.
semoga Anda juga mendapatkan balasan pahala yang berlimpah dari Allah Subhanahu Wa Ta'ala.

Aamiin Ya rabbal 'alamiin.....

Minggu, 06 Mei 2012

Tempat Belajar Komputer di Kecamatan Bangsalsari

Tempat Belajar Komputer di Kecamatan Bangsalsari

KONDISI BELAJAR DAN RUANG KURSUS iA' Computer

Ini Adalah Web Belajar, dan saya menyukainya

 
Design by Wordpress Theme | Bloggerized by Free Blogger Templates | coupon codes